Pages

Saturday, 26 April 2014

Mengenal Batu Bacan (Chrysocolla in Chalcedony) Lebih Jauh

Saat mengikuti lelang batu bacan, saat tulisan ini dibuat harga sangat tidak masuk akal, setinggi langit bahkan mengalahkan batu permata yang selama ini sudah dikenal luas, untuk ukuran yang sebanding. Pada saat yang lain ada lelang NATURAL CHRYSOPRASE CHALCEDONY, saya lihat tidak ada peminat.  

Sementara itu beberapa hari sebelumnya daya mendapatkan Batu Bacan. Saya pikir tidak ada salahnya  CHRYSOPRASE CHALCEDONY saya "ambil".

Secara fisik saya ingin melihat apa bedanya? dan secara teoritik saya ingin tahu lebih jauh apa perbedaan dan persamaan keduanya.

Setelah browsing beberapa saat ketemu dengan artikel menarik dengan judul  "Membedakan Green Chalcedony, Chrome Chalcedony, Chrysocolla-in-Chalcedony, Chrysoprase Chalcedony, dan Dyed Chalcedony"

Berikut ini adalah copy paste artikel tersebut ......

=======================
 
Chalcedony adalah sebuah nama yang diberikan kepada seluruh jenis cryptocrystalline quartz, yang mana mineralnya terdiri dari cystal-crystal kecil silica yang menyatu dan membentuk chalcedony tersebut.

Dapat diartikan bahwa chalcedony tidak terdiri dari satu crystal besar saja seperti halnya Macrocystalline quartz yang terdiri dari Citrine, Amethyst, Rose Quartz, dan lainnya.

Meskipun cystal-crystal yang membentuk chalcedony bisa dikatakan cukup rapat, tetapi tetap saja menjadikan batu ini Pouros, yaitu berpori-pori sehingga dapat mudah menyerap sehingga chalcedony menjadi batu yang paling banyak dilakukan proses dyed atau pewarnaan. 

Chalcedony pun terbagi lagi menjadi sub-varieties, khusus di bahasan kali ini, saya akan berfokus pada Green Chalcedony, Chrome Chalcedony, Dyed Chalcedony, Chrysocolla-in-Chalcedony dan Chrysoprase Chalcedony.

Terkadang, masih banyak yang belum paham apa sih perbedaan antara green, chrsyoprase, chrome dan dyed chalcedony? Lalu bagaimana membedakannya? Mengingat keempatnya memiliki karakter yang sama. Mari kita ulas satu per satu. 

Green chalcedony dan chrysoprase, keduanya memiliki warna hijau yang berasal dari nickel oxide. Untuk kedua batu ini membedakannya cukup mudah, green chalcedony memiliki warna hijau yang cukup murni dan intense, sedangkan chrysoprase lebih mengacu kepada warna yellowish green atau biasa disebut applegreen.

Lalu bagaimana membedakannya dengan dyed chalcedony? Cara paling mudah adalah dengan menggunakan Chelsea filter, green chalcedony dan chrsyoprase chalcedony tidak akan bereaksi menggunakan Chelsea filter, sedangkan dyed chalcedony akan bereaksi dengan berubah menjadi grayish atau pinkish yg mana green dan chrsyoprase akan tetap hijau.

Sekarang mari kita bergerak ke pembahasan selanjutnya, antara dyed chalcedony dan chrome chalcedony.

Chrome chalcedony atau ada sebagian yang menyebutnya Mtroloite, memiliki warna hijau yang berasal dari Chromium. Sekali lagi cara yang paling mudah untuk membedakannya dengan dyed chalcedony adalah melalui Chelsea filter, sudah saya sebutkan tadi jika dyed chalcedony akan bereaksi grayis atau pinkish, sedangkan chrome chalcedony justru akan bereaksi dengan berubah menjadi merah yang sangat kuat. Hal berikutnya yang dapat membedakan yaitu spectrum jika anda mengerti bagaimana menggunakan spectroscope, lalu yang terakhir dari inklusinya itu sendiri.

Chalcedony yang di dyed biasanya inclusion free atau bersih dalamnya, sedangkan chrome terdapat inklusi.  

Chrome chalcedony juga diketahui berasal dari Maluku, sekitar Bacan. Salah satu customer GRI adayang mengirimkan sample chrome chalcedony yang didapatkannya dari Maluku.

Pembahasan yang terakhir, bisa dibilang, ini adalah chalcedony yang paling popular dikalangan pecinta batu,Chrysocolla-in-Chalcedony. Chryscolla-in-chalcedony memiliki trade name diluar negeri sebagai “Gem Silica” sedangkan di Indonesia disebut “Bacan”. Element yang memberikan warna blue-green, bluish-green, greenish-blue maupun green-blue adalah copper. 

Yang paling menarik adalah jika kita membahas tentang Bacan sebagai trade name, ketika saya membuat artikel ini saya terlibat diskusi dengan beberapa penghobby batu di forum sebelah, tentang bagaimana dan mengapa Bacan menjadi trade name. saya terlibat didalam diskusi yang cukup asik,masing-masing mengutarakan pendapatnya. bagi yang masih belom tahu, Bacan merupakan sebuah pulau yang terletak di kepualaun Maluku, pulau ini terkenal sebagai penghasil sebuah batu yang memikat banyak orang, Chrysocolla-in-Chalcedony yang pada akhirnya menjadi sebuah trade name untuk batu tersebut.

Tidak ada salahnya dengan hal itu, justru kita harus berbangga dengan chrysocolla-in-chalcedony yang dihasilkan pulau Bacan, Indonesia. Hanya saja terkadang banyak yang masih belum tahu, jika chrysocolla-in-chalcedony juga dihasilkan oleh banyak Negara lainnya,sebut saja Filipina, amerika latin, Australia, dan banyak lagi. Terima kasih,dan semoga pembahasan kali ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca, salam hormat.
 

Adam Harits, G.G

GRILab Gemologist
 =======================